2.17.2011

Begini, namanya bosan.

Dari rasa bosan, aku menemukan dan melakukan banyak hal.
Mulai (lagi) menyapa orang-orang yang telah lama (lupa) disapa
Mulai mengingat hal-hal kecil yang kemarin terabaikan
Menikmati bunyi detik yang sering diremehkan
Mengobservasi orang-orang yang melintas direkaman retina
Merenungkan apa yang telah dan akan aku lakukan untuk udara lama di hari baru nanti
Menyesap aroma kayu yang terbawa gelombang airconditioner dari sisi sana
Memikirkan permainan selanjutnya, menentukan kali ini siapa saja pemainnya
Merasakan dengan dalam rasa kehilangan yang membabibuta
Menertawakan segala kesialan dan nasib buruk yang menimpa
Mengirim pesan 'maaf, kali ini tidak bisa ikut tahun baruan bersama.' untuk ayah, trimasketir, dan teman-teman dekat lainnya yang selalu tidak melupa untukku
Mencoba berbagai gerak senyuman dan berpantomim dalam remang
Lalu mata ini ingin terpejam beberapa detik, meminta kesempatan
Semua yang ada berseliweran, menggambar sketsa lagi dengan liar
Tegukan stimulan, semilir plinplan antara angin dan airconditioner,
rasa sedih dan patah,
rasa antusias dan bungah,
rasa rindu dan menunggu,
ternikmati dalam secangkir kebosanan yang sengaja diciptakan.
Semua terangkum dalam satu kesimpulan dan ucapan,
rasa terima kasihku untuk sang Pembuat Agenda yang memberiku rasa bosan.
Kusesap yang ternikmati dalam rentang jeda yang panjang.


Galeri Nasional, 31 Desember 2010 jam 13:43

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik, pasti meninggalkan komen, kripik dan saran..