8.23.2010

Tak pandai merayu.

Malam ini, berdoa lagi.
Malam ini, bersujud lagi.
Kadang bosan, tapi aku tahu, Dia tak pernah bosan untuk ku rayu.
Tiap malam ku rayu, rayu dan rayu.
MemberiNya parsel doa.
Yang isinya pinta dan harapan.

Lalu besok mungkin ku lupa.
Ku lupa merayuNya, lupa mengapeliNya.
Ah, ada piala dunia.
Ah, ada deadline.
Ah, ada sambung cerita.

Dia cemberut, tapi tak merajuk.
Tapi dicerabutNya bantal itu,
bantal kenyamananku.
Di permadani itu,
yang kucumbui tiap malam dengan dahiku.
Yang ada gambar masjid warna biru.

Oh, tak pandainya aku ternyata.
Galau gelisah yang tak dinyana.
Labirin kubikku sesak terasa.
Aku harus terus merayuNya
walau aku tak pandai merayu.
Biar Dia memberi marshmallow-Nya lagi, yang empuk, manis, dan nyaman.
Itu bantalku.

2 comments:

Pembaca yang baik, pasti meninggalkan komen, kripik dan saran..