9.04.2011

jam pasir telah pecah

Jam pasir mengikis, lalu pecah
air menyurut sisakan kering
selamat berbahagia kata mereka
tapi tidak
disini makin membasah
ada parut terus menggerus
ada himpitan yang enggan menggembung, tak setolerir paru-paru
antara sesal dan kesal,
memburu dibelakang altar
sang penyelamat melepas tangan dan menjauh dengan wajah sama sedihnya
sama dalamnya paku terhujam

wajah-wajah itu menyambut hangat, tapi yg disambut dingin
ia hanya ingin penyelamatnya
memamerkan lagi penghiburannya dan menjala tawanya
tapi penyelamatnya hilang seiring bunyi seruling hammelin
hanya bisa meratap, tidak dengan airmata,
tapi dengan darah yang disayat dinadinya

ia memungut kaca jam pasir, tapi penyelamatnya tetap pergi
saat ini masih enggan berlari menyusuli,
tapi,
tetap berlutut, agar Tuhan memelihara bongkahan yang ada diantara ia dan penyelamatnya.


No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik, pasti meninggalkan komen, kripik dan saran..