8.23.2010

Terimakasih!

Hari ini ngga terawih, dikarenakan masih cape baru perjalanan jauh.
Seseorang dari masa lampau, sempat menjemput dan mentraktir makan.
Seperti tak ada lagi garis kekakuan seperti dulu,,
senyumnya masih sama, tawanya juga.
Saat ini kita memang masih sama-sama sendiri..
Tapi dipastikan bukan untuk membuka harapan lagi.
Bersepakat untuk jadi orang yang baru, memulai dari nol..
Dia yang baru selesai dengan perempuannya, dan aku yang mungkin baru akan mulai dengan yang lain.
Bukankah hubungan baik tidak dilarang..
Baiklah kalau begitu,,aku senang bisa bertemu lagi.
Terimakasih untuk yang tadi.

sampai jumpa!

Saya memutuskan untuk berhenti.
Untuk mundur, tapi bukan menyerah,
Atau kalah.
Biar lain waktu saja meneruskan
semoga jejaknya belum terhapus, sehingga bisa tetap jadi pijakan.
Semoga keanehan ini tetap keras kepala.
Sama batunya dengan si empunya.
Sampai jumpa di jam yang sama, dan tanggal berbeda.
Sendiri memang merisaukan, kalau mengutip teman berkata.
Ejekan yang sadis, tapi bisa buat saya tersenyum.

Tak apa sendiri dulu,
Begini mungkin lebih baik untuk saat ini.
Untuk rasa yang tertinggal, saya tak berusaha untuk menghapusnya.
Biar saja disapu ombak malam, atau diselimuti lumut yang lembab.
Nanti kalau weker alarm berbunyi lagi, baru saya akan bangun.
Saya pasti beri senyum terbaik yang saya punya.
Kita beri sang waktu kesempatan untuk melompat

Sampai jumpa, dageraad.

Malam merah jambu

Jantung, berhentilah berdegup kencang,
berdetaklah, adagio
Ini malam bukan malam merah jambu
Pekat sudah menitahkanku meraba rasa
Ada yang janggal, di bagian sini
Ada roman yang muncul dan bergradasi,
dan ada retak yang berderak dan lenyap.
Seperti adas pecah yang tak berfungsi lagi, tapi bintangnya tetap terlihat.
Dahi yang berkerut, yang haus nadam; tentang hati dan perasaan.
Hatiku,
Perasaanku,
Apa semua ini hanya quasi yang blur?
Atau memang kekonkritan yang kulukis dengan manipulasi abstrak?
Aku masih tersipu untuk mengakui,
Terlalu malu untuk berasumsi.
Duhai, Ada apa dengan malam ini,
Padahal ini bukan malam merah jambu

Plane (Jason Mraz)

Drain the veins in my head
Clean out the reds in my eyes to get by security lines
Dear x-ray machine
Pretend you don't know me so well
I won't tell if you lied
Cry, cause your droughts been brought up
Drinkin' cause you're lookin so good in your starbucks cup
I complain for the company that I keep
The windows for sleeping rearrange
When I'm nobody
Well who's laughin now

I'm leaving your town, again
And I'm over the ground that you've been spinning
And I'm up in the air so baby hell yeah
Well honey I can see your house from here
If the plane goes down, damn
I'll remember where the love was found
If the plane goes down, damn

Damn, I should be so lucky
Even only 24 hours under your touch
You know I need you so much
I cannot wait to call you
And tell you that I landed somewhere
And hand you a square of the airport
And walk you through the maze of the map
That I'm gazing at
Gracefully unnamed and feeling guilty for the luck
And the look that you gave me
You make me somebody
Oh nobody knows me
Not even me can see it, yet I bet I'm

I'm leaving your town again
And I'm over the ground that you've been spinning
And I'm up in the air, so baby hell yeah
Oh honey I can see your house from here
If the plane goes down, damn
I'll remember where the love was found
If the plane goes down, damn

You keep me high minded
You get me high

Flax seeds, well they tear me open
And supposedly you can crawl right through me
Taste these teeth please
And undress me from the sweaters better hurry
Cause I'm heating upward bound now
Oh maybe I'll build my house on your cloud
Here I'm tumbling for you
Stumbling through the work that I have to do
Don't mean to harm you

By leaving your town again
But I'm over the quilt that you've been spinning
And I'm up in the air, said baby hell yeah
Oh honey I can see your house from here
If the plane goes down, damn
I'll remember where the love was found
If the plane goes down, damn
I'll remember where the love was found
If the plane goes down, damn
I'll remember where the love was found
If the plane goes down, damn
Damn
Damn
Damn, you

You keep me high
You keep me high minded
You keep me high
You keep me high minded

Kopinya capuccino.

Seperti ketika aku bilang dan merasakan,
aku mencintai hujan.
Padahal untuk rasa yang tak tersampaikan, kau tahu, kau dengar, dan kau mengerti.
Dari setiap huruf yang kau ketik disini, di dimensi 2 yang datar, seolah aku menyentuh dari ujung jari disini sampai disana, keypad tempat jarimu mengucap..
Ku baca tak cukup 2x, kusimpan difolder khusus.
Folder namamu dan folder di bilik lain.
Seperti ketika aku bilang, aku suka kopi.
Dari kopi perbincangan tersambung, dari kopi terburailah endapan rasa.
Tentang laranganmu,
tentang janjimu,
teraduk pada segelas kopi.
Waktu itu, kopinya capuccino.
Hey, mataku tetap nanar menatap sosokmu yang biasa duduk disitu
Gelisah jika tak ku tangkap, baik oleh mataku atau telingaku.
Dari 3 huruf ditambah tanda seru,
ada senyum yang terekah disini.
Kau, yang memang tak akan tergapai, tapi kau sama dengan hujanku dan kopiku.
Sampai jumpa pada pertemuan dan perbincangan selanjutnya.




'dikantin fdk : "gw traktir kopi ya!"

From DB, 7 tahun yg lalu.

Duduklah disini,
untuk jiwa yang merasa lelah.
Bilang pada yang lain,
kalau kamu baik2 saja
agar mereka tidak terus mencecarmu,
tentang kabar yang sebenarnya rapuh
jangan, jangan hilangkan senyum
karena senyum adalah keindahan
kesempurnaan dari ragamu
dari hatimu
dari tulusmu

duduklah disini
bersama bayangan pohonku
biarkan daunku merunduk, membelai senyum nyenyakmu
mengusir kepongahan dari bulir mimpi burukmu
aku memang jauh, tapi rantingku selalu mendekapmu

duduklah disini,
jangan menunggu datangnya besok
jangan menunggu sakit itu terasa
jangan menunggu untuk dipedulikan orang

katakan kamu baik2 saja, dan tetap tersenyum
sekarang duduklah disini, karena aku menemani
walaupun ku jauh,
aku ada dibilik hatimu.


. From DB, 04 July 2003 .
3/4 penggalan tulisan, dari seseorang yang pernah hadir 7tahun yg lalu, untuk seseorang yang menulis kembali tulisan ini di notes facebooknya, dengan sedikit tambahan.

Tak pandai merayu.

Malam ini, berdoa lagi.
Malam ini, bersujud lagi.
Kadang bosan, tapi aku tahu, Dia tak pernah bosan untuk ku rayu.
Tiap malam ku rayu, rayu dan rayu.
MemberiNya parsel doa.
Yang isinya pinta dan harapan.

Lalu besok mungkin ku lupa.
Ku lupa merayuNya, lupa mengapeliNya.
Ah, ada piala dunia.
Ah, ada deadline.
Ah, ada sambung cerita.

Dia cemberut, tapi tak merajuk.
Tapi dicerabutNya bantal itu,
bantal kenyamananku.
Di permadani itu,
yang kucumbui tiap malam dengan dahiku.
Yang ada gambar masjid warna biru.

Oh, tak pandainya aku ternyata.
Galau gelisah yang tak dinyana.
Labirin kubikku sesak terasa.
Aku harus terus merayuNya
walau aku tak pandai merayu.
Biar Dia memberi marshmallow-Nya lagi, yang empuk, manis, dan nyaman.
Itu bantalku.