4.29.2017

Bangku di pinggir jalan.

Sekarang ia tahu rasanya jadi pecundang, pecundang yang bahkan menyadari dengan baik bahwa dirinya adalah pecundang. Sementara matanya selalu bergerak melihat orang lain berlari dan mencapai garis finis, menggapai apa yang sudah mereka tentukan untuk diraih, sedangkan ia sendiri memilih duduk dan menonton di pinggir jalan.
“hei pecundang, apa yang kamu lakukan?”
Bahkan setelah ia bersusah payah menyeret bangku tua itu ke pinggir jalan, orang-orang masih saja bertanya tentang apa yang tengah ia lakukan.
Apa yang aku lakukan katamu? Kau gunakan untuk apa kedua bola matamu itu?
Orang-orang keparat.



***

No comments:

Post a Comment

Pembaca yang baik, pasti meninggalkan komen, kripik dan saran..