Murung itu sungguh indah, melambatkan butir darah...
Lalu, melancholia datang tanpa permisi, ga pake ngetuk, apalagi basa-basi..
Daripada nelangsa, kulangkahkan kaki kepersinggahan favoritku
Suasananya remang tapi bukan warung remak-remang
Banyak orang terkotak-kotak disana,
Mereka menggodaku, semua dan serempak
Keyes, King, Christhie, Sheldon, Albert, Pram, Stephany, Dee, Rusli, Muis dan lainnya mengerubungiku
Minta digoda dan dijamah
Bahkan mungkin juga minta diperkosa
Maaf, aku hanya bisa memerkosa kalian satu dulu, atau mungkin beberapa
Itu pun kalau aku kuat
"ah, tapi kamu selalu kuat."
Kata C.S Lewis, si Anglo-Irlandia
Maaf Lewis, malam ini aku tak tertarik denganmu.
Aku meraih Claudia, tapi tiba-tiba Calon Arang berteriak dari ujung sana,
"Binal!!! Aku hanya kau lirik, dasar nista!!"
Ah, si dukun itu, nantilah, kau sudah berkali-kali kubaca
Aku tetap meraih Claudia, si pasien rumah sakit jiwa yang cerdasnya tiada tara
Lalu, disana kami bercerita sambil sesekali saling mengelus punggung tangan
Aku biasa saja,
Claudia tidak biasa.
Respon tubuhnya terasa sedikit bergetar.
"Claudia, santai, aku hanya ingin kita berbagi murung."
Claudia tersenyum miring dan meredam hasratnya yang belok.
"Kalau kau murung, apa yang kau perbuat?"
Claudia memperlihatkan pergelangan tangannya, "self injury. Asik, nikmat."
Ada berpuluh goresan panjang mengerikan berwarna merah muda disana.
Aku menatapnya sok wajar, padahal dari ujung rambut sampai ujung vagina, sangatlah terasa ngilu.
"Kamu?"
Aku mengangkat bahu, "banyak. Bisa menyendiri, bisa menulis, bisa mencipta lirik lagu, bisa membenamkan kepala lama-lama di dalam bak, bisa konsentrasi membuat kentutku bersuara lebih baik.."
Claudia memutar bola matanya, "membosankan."
"Kalau kau senang, apa yang kau ekspresikan?"
Claudia bertanya tentang 'senang'.
Tahukah, yang biasa dipertanyakan seseorang adalah yang jarang mereka rasakan.
"Wajahku jadi mirip si Margareth."
Margareth si periang yang berseri.
"Hanya itu saja?"
Cemooh, sarkas, tapi penasaran.
Aku menatapnya prihatin, "Buatlah jadi merasakan."
Aku terdiam, kami terdiam.
Strawberry smootiesh tidak ikut diam, ia berteriak minta dicicip.
Inilah yang namanya menikmati murung, bagaimanapun caranya.
Malam ini hanya aku dan Claudia.
Nikmatilah saja kegundahan ini
Segala denyutnya yang merobek sepi
Kelesuan ini jangan lekas pergi
Aku menyelami sampai lelah hati
(Melancholia, Efek Rumah Kaca)
No comments:
Post a Comment
Pembaca yang baik, pasti meninggalkan komen, kripik dan saran..